Untukmu Wahai Para Pemuda....
menusuk-nusuk jiwa...
duhai pemuda! Bencana!
Duhai pemuda! Bencana!
Duhai pemuda, Bencana!
Saat kau hanya sibuk mengumbar kata di antara wanita.
Berdalih menyerukan kebenaran dan menunjukkan jalan kebaikan.
Namun kau begitu menikmati ...
di kala wanita-wanita itu mengagumi dan menyukai
setiap kata yang kau ucapkan.
Tak kah kau sadari,
lubang neraka sedang engkau masuki karena telah menyebabkan hati-hati itu tertambat
pada selain Ilahi?
Duhai pemuda, Bencana!
Saat kamu tak juga menjaga pandangmu. Memilih dan memilah target dakwah hanya berdasar rupa
dan jenis kelaminnya. Kamu demikian bangga saat komentar dan ucapan terima kasih
dari lawan jenismu datang mengisi hari-harimu. Apa kamu kira berpahala di sisi-Nya?
Apa kamu kira kau terpuji dan masuk surga ketika engkau mencari perhatian kaum wanita.
Duhai meruginya saat syirik kecil dibiarkan bercengkrama di dasar hatinya.
Duhai pemuda, Bencana!
Saat hati telah terkotori syahwat syaithoni.
Sungguh dakwah picisanmu tak ada nilainya. Sedang nabi saja ditegur oleh-Nya
dengan surat 'Abasa, karena lebih senang menyampaikan ajaran Islam
dan berbincang dengan para pemuka dari pada dengan seorang yang buta.
Duhai pemuda, Bencana!
Dan apa yang akan kau katakan?
Pembelaan?
Beralasan dengan dalil "Semua tergantung pada niatnya."?
Apakah kau pikir niat baik saja cukup untuk membuat amal yang kau lakukan
diterima di sisi-Nya tanpa ittiba' pada Nabi-Nya?
Apakah Rasulullah mengkhususkan untuk menyapa kaum wanita saja?
Apakah Rasulullah menggunakan kata-kata bijaksana untuk merayu lawan jenisnya?
Apakah Rasulullah berlama-lama dalam berbincang tanpa tujuan dengan kaum hawa
yang bukan mahromnya?
Duhai pemuda,
sayangilah dirimu.
Sebelum ketentuan-Nya berlaku, dan tak ada lagi pintu yang dibuka untukmu.
Ia memang pengasih, namun adzab-Nya pun juga pedih.
Dan bagi kalian, Wahai kaum Hawa.
Dunia maya memang penuh tipu daya.
Saat ada pria yang sering mengumbar kata-kata penuh makna, cukuplah ambil ilmu yang ada.
Tak perlu kau tanya ia siapa. Karena seseorang tidak bisa dinilai baik akhlaknya
cuma dengan kata-kata di dunia maya.
Wahai kaum hawa,
Waspadailah buaya maya.
Di awal mungkin ia bijaksana, selanjutnya saat kau mulai tertambat,
ia akan sesumbar dengan janji-janji tak benar.
Meski mungkin kau tahu bahwa ia biasa disebut "ikhwan" bisa jadi
dia tak lebih baik dari bajingan. Karena label 'ke-ikhwan-an" hanya ada di lisannya
bukan di hatinya.
Karena ketakwaannya hanya saat berada bersama orang-orang,
namun ketika sendirian tak lebih seperti melatanya binatang tanpa keimanan.
Wahai kaum hawa,
Peliharalah dirimu. Karena bisa jadi kalianlah yang sengaja menarik kaum pria.
Dengan sengaja atau tidak sengaja. Melalui kata tanya yang tak berguna,
atau gambar rupa yang membuat mereka tak melepas pandangnya. Murahnya kalian jika demikian.
Kau umbar dirimu tanpa sungkan yang menyebabkan dirimu sendiri
terjebak dalam kubang kesulitan (atau kenistaan di hadapan pencipta alam?).
Duhai Wanita kehormatan itu demikian berharga.. demikian berharga...
Wallahu a'lam....
duhai pemuda! Bencana!
Duhai pemuda! Bencana!
Duhai pemuda, Bencana!
Saat kau hanya sibuk mengumbar kata di antara wanita.
Berdalih menyerukan kebenaran dan menunjukkan jalan kebaikan.
Namun kau begitu menikmati ...
di kala wanita-wanita itu mengagumi dan menyukai
setiap kata yang kau ucapkan.
Tak kah kau sadari,
lubang neraka sedang engkau masuki karena telah menyebabkan hati-hati itu tertambat
pada selain Ilahi?
Duhai pemuda, Bencana!
Saat kamu tak juga menjaga pandangmu. Memilih dan memilah target dakwah hanya berdasar rupa
dan jenis kelaminnya. Kamu demikian bangga saat komentar dan ucapan terima kasih
dari lawan jenismu datang mengisi hari-harimu. Apa kamu kira berpahala di sisi-Nya?
Apa kamu kira kau terpuji dan masuk surga ketika engkau mencari perhatian kaum wanita.
Duhai meruginya saat syirik kecil dibiarkan bercengkrama di dasar hatinya.
Duhai pemuda, Bencana!
Saat hati telah terkotori syahwat syaithoni.
Sungguh dakwah picisanmu tak ada nilainya. Sedang nabi saja ditegur oleh-Nya
dengan surat 'Abasa, karena lebih senang menyampaikan ajaran Islam
dan berbincang dengan para pemuka dari pada dengan seorang yang buta.
Duhai pemuda, Bencana!
Dan apa yang akan kau katakan?
Pembelaan?
Beralasan dengan dalil "Semua tergantung pada niatnya."?
Apakah kau pikir niat baik saja cukup untuk membuat amal yang kau lakukan
diterima di sisi-Nya tanpa ittiba' pada Nabi-Nya?
Apakah Rasulullah mengkhususkan untuk menyapa kaum wanita saja?
Apakah Rasulullah menggunakan kata-kata bijaksana untuk merayu lawan jenisnya?
Apakah Rasulullah berlama-lama dalam berbincang tanpa tujuan dengan kaum hawa
yang bukan mahromnya?
Duhai pemuda,
sayangilah dirimu.
Sebelum ketentuan-Nya berlaku, dan tak ada lagi pintu yang dibuka untukmu.
Ia memang pengasih, namun adzab-Nya pun juga pedih.
Dan bagi kalian, Wahai kaum Hawa.
Dunia maya memang penuh tipu daya.
Saat ada pria yang sering mengumbar kata-kata penuh makna, cukuplah ambil ilmu yang ada.
Tak perlu kau tanya ia siapa. Karena seseorang tidak bisa dinilai baik akhlaknya
cuma dengan kata-kata di dunia maya.
Wahai kaum hawa,
Waspadailah buaya maya.
Di awal mungkin ia bijaksana, selanjutnya saat kau mulai tertambat,
ia akan sesumbar dengan janji-janji tak benar.
Meski mungkin kau tahu bahwa ia biasa disebut "ikhwan" bisa jadi
dia tak lebih baik dari bajingan. Karena label 'ke-ikhwan-an" hanya ada di lisannya
bukan di hatinya.
Karena ketakwaannya hanya saat berada bersama orang-orang,
namun ketika sendirian tak lebih seperti melatanya binatang tanpa keimanan.
Wahai kaum hawa,
Peliharalah dirimu. Karena bisa jadi kalianlah yang sengaja menarik kaum pria.
Dengan sengaja atau tidak sengaja. Melalui kata tanya yang tak berguna,
atau gambar rupa yang membuat mereka tak melepas pandangnya. Murahnya kalian jika demikian.
Kau umbar dirimu tanpa sungkan yang menyebabkan dirimu sendiri
terjebak dalam kubang kesulitan (atau kenistaan di hadapan pencipta alam?).
Duhai Wanita kehormatan itu demikian berharga.. demikian berharga...
Wallahu a'lam....
[dari FB]
Posting Komentar untuk "Untukmu Wahai Para Pemuda...."