Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

China Negara Ekonomi Besar Dunia yang Ditimpa Krisis Properti

Sektor properti menjadi sektor yang cukup penting di China, karena sektor ini menjadi penopang terbesar perekonomian China. Industri properti China pernah menyumbangkan 30% produk domestik bruto (PDB) China. Wajar jika krisis properti dapat membuat perekonomian China semakin terpuruk. Ketika pasar properti mengalami kebangkrutan, bank sering kali mengikuti kondisi tersebut, di mana yang paling terkenal adalah di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2008. 

China Negara Ekonomi Besar Dunia yang Ditimpa Krisis Properti

Kini China sedang menghadapi ledakan properti, dengan pengembang-pengembang besar tertatih-tatih dan penjualan perumahan sepanjang tahun ini berada pada tingkat terendah sejak 2015. Krisis properti di China telah menjadi salah satu isu ekonomi terbesar yang dihadapi negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir. 

Berikut adalah ulasan lengkap mengenai krisis properti China

Latar Belakang Krisis Properti China

Krisis properti China berakar pada pertumbuhan sektor properti yang sangat pesat selama beberapa dekade terakhir. Sejak liberalisasi ekonomi China pada tahun 1970-an dan reformasi perumahan pada akhir tahun 1980-an, properti menjadi sarana investasi pilihan bagi masyarakat China dibandingkan alternatif lain seperti pasar saham. Lonjakan properti dan konstruksi turut mendorong pertumbuhan ekonomi China setidaknya selama 30 tahun terakhir. Pada puncaknya, properti di China bernilai sekitar US$60 triliun, menjadikannya aset terbesar di dunia.

Namun, pertumbuhan yang sangat pesat ini juga menimbulkan masalah. Ketika nilai properti melonjak, rumah tangga China menumpuk lebih banyak utang. Pemerintah China kemudian berupaya untuk mendinginkan pasar perumahan dan mengendalikan perilaku bisnis berisiko. Akibatnya, konsumen China kecewa dengan pembelian properti yang tidak memberikan imbal hasil investasi seperti yang mereka harapkan.

Fakta-Fakta Krisis Properti China

1. Penurunan Harga Properti

Data resmi menunjukkan harga rumah baru di China turun paling cepat dalam lebih dari 9,5 tahun pada Mei 2024. Menurut perhitungan Reuters berdasarkan data Biro Statistik Nasional (NBS), harga turun 0,7% pada Mei dari bulan sebelumnya. Angka ini menandai penurunan bulan ke-11 berturut-turut dan menjadi penurunan paling tajam sejak Oktober 2014. Secara tahunan, harga rumah baru turun 3,9% di April 2024, dibandingkan sebelumnya 3,1%.

2. Penurunan Investasi dan Penjualan

Investasi properti turun 10,1% dalam lima bulan pertama di 2024 dari tahun sebelumnya, setelah turun 9,8% pada Januari-April. Penjualan rumah turun lebih cepat pada Januari-Mei.

3. Kelebihan Pasokan

Menurut Bloomberg Economics, sekitar 60 juta unit apartemen belum terjual, yang diperkirakan membutuhkan waktu lebih dari 4 tahun untuk bisa terjual tanpa adanya bantuan pemerintah. Kelebihan pasokan atau oversupply perumahan tersebut menyeret harga rumah dalam laju tercepat dalam satu dekade terakhir. Hal ini pun mendorong orang untuk tidak membeli properti, terlebih di kota-kota besar.

4. Utang Pengembang

Sektor properti China yang terlilit utang, yang dulunya merupakan mesin utama pertumbuhan ekonomi negara tersebut, telah dilanda beberapa krisis sejak pertengahan tahun 2021. Ini termasuk pengembang yang gagal membayar utang dan menunda pembangunan proyek perumahan yang telah terjual sebelumnya.

Pengaruh Krisis terhadap China

Sektor properti China menyumbang hampir 30% dari GDP, namun saat ini masih terus mengalami kontraksi dan menjadi salah satu penyebab utama perlambatan ekonomi. Pada September 2024, harga rumah baru di China turun sebesar 6,1% yoy, penurunan tercepat sejak 2015, mengindikasikan penurunan minat konsumen terhadap investasi properti. Investasi di sektor properti juga merosot hingga 9,4%, yang menyebabkan kegiatan konstruksi melemah. Penurunan ini berdampak langsung pada industri terkait, seperti semen dan baja, yang masing-masing mengalami kontraksi produksi sebesar 10,3% dan 6,1%. Efek dari penurunan aktivitas properti ini meluas, mempengaruhi lapangan kerja dan kepercayaan konsumen, sehingga konsumsi domestik hanya menyumbang sekitar sepertiga dari pertumbuhan GDP kuartal ini.

Pengaruh terhadap Perekonomian Dunia

Sektor properti menjadi sektor yang cukup penting di China, karena sektor ini menjadi penopang terbesar perekonomian China. Industri properti China pernah menyumbangkan 30% produk domestik bruto (PDB) China. Wajar jika krisis properti dapat membuat perekonomian China semakin terpuruk. Ketika pasar properti mengalami kebangkrutan, bank sering kali mengikuti kondisi tersebut, di mana yang paling terkenal adalah di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2008. Kini China sedang menghadapi ledakan properti, dengan pengembang-pengembang besar tertatih-tatih dan penjualan perumahan sepanjang tahun ini berada pada tingkat terendah sejak 2015.

China mungkin akan terhindar dari krisis keuangan yang sistemik pada tahun 2023 dan awal tahun 2024. Namun Tiongkok kemungkinan besar tidak akan terhindar dari kerusakan serius pada neraca bank, bahkan bagi pemberi pinjaman yang lebih sehat. Hal ini mempunyai konsekuensinya sendiri bagi China, yakni memilih lebih sedikit uang tunai yang tersedia untuk mendukung usaha kecil dan kebijakan industri besar dan pada akhirnya mungkin dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari sebelum-sebelumnya.

Solusi yang Diusahakan China

1. Stimulus Keuangan

Pihak berwenang telah meningkatkan langkah-langkah untuk menopang sektor properti yang dilanda krisis. Termasuk memfasilitasi 300 miliar yuan (Rp676 triliun) untuk membersihkan persediaan perumahan yang besar, memangkas pembayaran uang muka, dan melonggarkan aturan hipotek.

2. Pembelian Rumah oleh Pemerintah

Pemerintah China sekarang berencana untuk membeli jutaan rumah yang belum terjual dari para pengembang untuk membantu pasar properti di sana. Puluhan kota telah menawarkan subsidi kepada warganya agar mau mengganti apartemen lama mereka dengan yang baru, dan untuk menjual apartemen mereka. Hal ini dilakukan supaya ada arus kas yang masuk kepada pengembang-pengembang di sana. Pemerintah juga berencana untuk mendorong perusahaan milik negara dan bank untuk membantu membeli rumah-rumah yang belum terjual dengan harga diskon besar. Rumah-rumah ini kemudian akan diubah menjadi tempat tinggal yang lebih terjangkau.

3. Penurunan Suku Bunga

China siap memangkas suku bunga KPR yang beredar senilai lebih dari US$5 triliun, paling cepat pada bulan ini, karena pemerintah mempercepat langkah untuk memacu konsumsi. Namun, dampak dari kebijakan tersebut tidak akan terlalu berdampak besar pada pasar properti meskipun hal tersebut dapat membantu pendapatan dan konsumsi rumah tangga.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, krisis properti di China masih belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan. Pemerintah China terus berupaya untuk menstabilkan sektor ini sambil menjaga keseimbangan ekonomi secara keseluruhan. Dampak dari krisis ini tidak hanya dirasakan oleh China, tetapi juga berpotensi mempengaruhi ekonomi global mengingat peran penting China dalam perdagangan dan investasi internasional.

Krisis Properti China dalam Pandangan Islam

Islam sebagai agama yang lengkap, mengatur urusan spiritual juga semua problem keduniawian, tentu mempunyai cara pandang yang khas, begitu pun terhadap kasus krisis properti di China. Menurut kami, krisis tersebut diakibatkan oleh

  • Sistem ribawi yang diterapkan dalam proses kepemilikannya. Sehingga orang yang belum layak "membeli" pun dibuat layak dengan skema KPR ribawi yang sedemikian rupa dipermudah
  • Pandangan yang salah terkait dengan kesuksesan ekonomi negara yang dinilai dari pertumbuhan ekonomi dan besarnya PDB. Menurut Islam, negara dikatakan sukses secara ekonomi ketika mampu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat yang meliputi keamanan, pendidikan dan kesehatan. Serta memenuhi kebutuhan pokok individu-individu warga negarannya yang meliputi sandang, pangan dan papan. Islam memiliki mekanisme khas untuk mencapai pemerataan hal ini.
  • Pandangan masyarakat yang dilepaskan dari nilai-nilai ruhiyah, bahwa manusia tercipta oleh Sang Khalik dan wajib mengikuti panduan Sang Khalik ketika melakukan perbuatan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan dilepaskannya nilai ruhiyah ini, manusia akhirnya serakah karena menganggap kehidupan ini harus diisi hal-hal yang membahagiakan menurut akal mereka, dan semua itu hanyalah materi semata.
Semoga Bermanfaat


Sumber:

  1. https://www.detik.com/
  2. https://blog.danasyariah.id/
  3. https://kfmap.asia/
  4. https://www.cnbcindonesia.com/
  5. https://www.kompas.tv/
  6. https://www.bloombergtechnoz.com/
  7. https://infobanknews.com/
  8. https://kumparan.com/
  9. https://ekonomi.bisnis.com

Posting Komentar untuk "China Negara Ekonomi Besar Dunia yang Ditimpa Krisis Properti"